
Bila urusan induk sudah beres, segera tutup kolam dengan rapat agar indukan terhindar dari kebisingan, serta mencegah induk melompat keluar. Pemilihan tutup kolam menyesuaikan selera, bisa plastik mulsa (perak hitam), paranet, terpal, atau anyaman bambu (gedhek).
Biarkan induk "menunaikan tugas" dengan tenang tidak perlu diganggu. Sesekali kita kontrol barangkali ada induk yang melompat keluar. Bila menemukan kasus seperti ini, indukan bisa dikembalikan ke kolam.

Proses perkawinan hingga pengeluaran telur biasanya dimulai pukul 1 dinihari, berangsur-angsur hingga persediaan telur habis. Proses ini berlangsung sampai pagi.
Pagi hari sekitar pukul 6 tutup kolam bisa dibuka, lalu dilihat apakah semua induk betina telah bertelur. Bila telah tuntas, maka bisa diambil dan dikembalikan ke kolam indukan. Bila masih proses (cirinya jantan masih kejar betina), maka beri kesempatan satu dua jam untuk menuntaskan.
Bila kondisi sebaliknya, yakni tidak ada telur, induk juga tidak saling kejar, maka kemungkinan besar pejantan belum siap. Dalam kondisi seperti ini, ada baiknya dicoba mengganti pejantan dengan yang telah berhasil membuahi. Beri kesempatan satu dua jam (dalam kondisi tertutup), bila tetap tidak bertelur, berarti induk betina belum siap. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar